Wall Street Merosot Tajam, Powell Redam Harapan Pemangkasan Suku Bunga.

  • Powell menegaskan The Fed belum berencana menurunkan suku bunga dalam waktu dekat karena fokus pada stabilitas inflasi.

  • Kenaikan tajam penjualan ritel AS dan kebingungan soal tarif China menambah volatilitas pasar.

Indeks S&P 500 ditutup anjlok pada Rabu, tertekan oleh penurunan saham teknologi yang dipimpin Nvidia dan pernyataan Ketua The Fed Jerome Powell yang meredam harapan pemangkasan suku bunga dalam waktu dekat. Powell menegaskan bahwa fokus utama The Fed adalah menjaga ekspektasi inflasi tetap stabil dan memastikan kenaikan harga akibat tarif tidak berkembang menjadi inflasi berkepanjangan.

Data penjualan ritel AS melonjak 1,4% pada Maret, didorong pembelian kendaraan bermotor yang meningkat tajam karena konsumen berusaha mendahului kenaikan tarif. Hal ini mendorong sejumlah ekonom, seperti Jefferies, merevisi naik proyeksi pertumbuhan PDB kuartal pertama menjadi 1,0%.

Pernyataan Powell berbanding terbalik dengan komentar Gubernur Fed Christopher Waller, yang membuka peluang pemangkasan suku bunga lebih cepat jika tarif memicu perlambatan ekonomi yang tajam, bahkan jika inflasi meningkat. Sementara itu, pasar juga dibuat bingung oleh dokumen Gedung Putih yang menyebut China menghadapi tarif hingga 245%, meski kemudian diklarifikasi bahwa angka tersebut bukan tarif baru.

Analisis Pengaruh Terhadap Indeks Saham AS:

  • Pernyataan hawkish dari Ketua The Fed Jerome Powell meredam ekspektasi pemangkasan suku bunga dalam waktu dekat, menekan sentimen pasar saham.

  • Saham teknologi, termasuk Nvidia, memimpin penurunan, menunjukkan pelemahan pada sektor yang selama ini menjadi pendorong utama reli indeks.

  • Kebingungan pasar akibat isu tarif China hingga 245% meningkatkan ketidakpastian, membuat investor menghindari aset berisiko seperti saham.

Secara keseluruhan berpengaruh terhadap harga Dollar AS melemah.

Harga Emas Cetak Rekor Tertinggi, Perang Dagang AS–China Memanas.

  • Harga emas melonjak ke rekor tertinggi karena meningkatnya permintaan safe haven di tengah perang dagang AS–China.

  • Ketegangan meningkat setelah AS wacanakan tarif baru atas impor mineral penting dan China membalas dengan pembatasan ekspor.

Harga emas (XAU/USD) mencetak rekor tertinggi sepanjang masa di dekat $3.319 pada sesi perdagangan Amerika hari Rabu, didorong lonjakan permintaan aset safe haven akibat memanasnya ketegangan dagang antara Amerika Serikat dan China. Investor semakin khawatir bahwa ketegangan ini akan membawa tekanan besar terhadap stabilitas ekonomi global.

Presiden AS Donald Trump memerintahkan penyelidikan atas kemungkinan tarif baru terhadap semua impor mineral penting demi mengurangi ketergantungan pada China. Hal ini terjadi setelah China memberlakukan hambatan ekspor non-tarif berupa sistem lisensi dan pembatasan ekspor mineral langka yang krusial untuk sektor pertahanan dan teknologi.

Sementara itu, China menyatakan kesiapan untuk berdialog, namun meminta AS berhenti menggunakan tekanan ekstrem. Ketidakpastian kebijakan perdagangan ini mendorong pasar mencari perlindungan, memperkuat posisi emas sebagai instrumen lindung nilai di tengah risiko inflasi dan perlambatan pertumbuhan akibat tarif yang saling balas.

Analisis Pengaruh Terhadap Harga Emas:

  • Rekor Tertinggi Baru
    Harga emas mencapai level tertinggi sepanjang masa di dekat $3.319, menandakan permintaan sangat kuat terhadap aset safe haven.

  • Ketegangan Perdagangan AS–China
    Perang tarif yang semakin intens antara dua ekonomi terbesar dunia meningkatkan kekhawatiran pasar, sehingga mendorong investor beralih ke emas sebagai lindung nilai.

  • Ketidakpastian Kebijakan & Inflasi
    Tarif baru dari AS dan pembalasan dari China dapat memicu inflasi yang lebih tinggi dan memperlambat pertumbuhan. Emas dipandang sebagai pelindung nilai terhadap inflasi dan ketidakpastian ekonomi.

Secara keseluruhan berpengaruh harga emas menguat.

Harga Minyak Melonjak ke Tertinggi Dua Pekan Usai AS Jatuhkan Sanksi Baru ke China.

  • Harga minyak naik tajam akibat sanksi AS terhadap importir minyak Iran dari China, memicu kekhawatiran pasokan global.

  • Risiko permintaan tetap tinggi karena perang dagang AS–China berpotensi menekan pertumbuhan ekonomi global dan permintaan energi.

Harga minyak dunia melonjak hampir 2% pada Rabu ke level tertinggi dua pekan setelah Amerika Serikat menjatuhkan sanksi baru terhadap importir minyak Iran yang berbasis di China. Brent naik $1,18 menjadi $65,85 per barel, sementara WTI ditutup naik $1,14 di $62,47 per barel, didorong kekhawatiran gangguan pasokan global akibat meningkatnya tekanan Washington terhadap Teheran.

Sanksi terbaru AS menargetkan kilang kecil di China dan bertujuan menekan ekspor minyak Iran hingga mendekati nol. Di saat yang sama, pembicaraan nuklir dengan Iran kembali digelar, namun Teheran menegaskan hak memperkaya uranium tidak bisa ditawar. Sementara itu, OPEC mengonfirmasi rencana pemangkasan produksi tambahan dari Irak, Kazakhstan, dan negara lain guna mengompensasi kelebihan produksi sebelumnya.

Meski data EIA menunjukkan stok minyak mentah AS naik 515.000 barel pekan lalu, penurunan stok bensin dan distilat memberi dukungan harga. Namun, prospek permintaan masih dibayangi risiko perlambatan akibat perang dagang AS–China yang kembali memanas. Beberapa bank besar telah memangkas proyeksi harga minyak, meski data pertumbuhan ekonomi China kuartal I melampaui ekspektasi.

Analisis Pengaruh Terhadap Harga Minyak:

  • Kekhawatiran pasokan global meningkat akibat sanksi baru AS terhadap importir minyak Iran, terutama dari China — ini mendorong harga naik.

  • OPEC berencana pemangkasan produksi tambahan, yang mendukung pengurangan suplai global dan menjadi katalis kenaikan harga.

  • Penurunan stok bensin dan distilat di AS turut memberi dorongan positif pada harga minyak.

Secara keseluruhan berpengaruh terhadap harga minyak menguat.

Penggerak Pasar Forex dan Komoditi Hari Ini

ECONOMIC CALENDAR
Real Time Economic Calendar provided by Investing.com.

Terdapat laporan data fundamental dari Inggris, Eropa AS dan Canada hari ini yaitu: 

  1. ECB Interest Rate Decision (Keputusan Suku Bunga ECB)

    Keputusan Bank Sentral Eropa (ECB) tentang suku bunga acuan utama mereka. Suku bunga ini memengaruhi biaya pinjaman di seluruh zona Euro dan memiliki dampak langsung pada nilai Euro.

  2. Deposit Facility Rate (Suku Bunga Fasilitas Deposit)

    Suku bunga yang dibayarkan ECB kepada bank-bank komersial yang menyimpan dana di ECB. Merupakan bagian dari kebijakan moneter ECB untuk mengendalikan likuiditas di pasar.

  3. Initial Jobless Claims (Klaim Pengangguran Awal)

    Jumlah orang yang pertama kali mengajukan tunjangan pengangguran dalam seminggu di AS.
    Angka yang lebih tinggi menunjukkan lebih banyak orang kehilangan pekerjaan (negatif untuk ekonomi).

  4. Philadelphia Fed Manufacturing Index (Indeks Manufaktur Fed Philadelphia)

    Survei dari Federal Reserve Bank of Philadelphia yang mengukur aktivitas manufaktur di daerah tersebut. Indikator awal kondisi sektor manufaktur AS, angka di atas 0 menunjukkan ekspansi.

    Dari data – data tersebut dapat mempengaruhi pergerakan harga EUR dan USD.

Pengaruh Data Terhadap Perubahan Harga.

Data ECB Interest Rate Decision rilis lebih tinggi dari forecast positif/optimis untuk EUR. Sedangkan data rilis lebih rendah dari forecast negatif/pesimis untuk EUR.

Data Deposit Facility Rate rilis lebih tinggi dari forecast positif/optimis untuk EUR. Sedangkan data rilis lebih tinggi dari forecast negatif/pesimis untuk EUR.

Data Initial Jobless Claims rilis lebih rendah dari forecast positif/optimis untuk USD. Sedangkan data rilis lebih tinggi dari forecast negatif/pesimis untuk USD.

Data Philadelphia Fed Manufacturing Index rilis lebih tinggi dari forecast positif/optimis untuk USD. Sedangkan data rilis lebih tinggi dari forecast negatif/pesimis untuk USD.

Perkiraan :

EUR

ECB Interest Rate Decision rilis lebih rendah dari data sebelumnya

Deposit Facility Rate rilis lebih rendah dari data sebelumnya

USD

Initial Jobless Claims rilis lebih tinggi dari data sebelumnya

Philadelphia Fed Manufacturing Index rilis lebih tinggi dari data sebelumnya

Share on: