Dolar AS Tersandung, Pasar Bingung oleh Tarik Ulur Tarif dan Sinyal The Fed.

  • Dolar AS melemah karena ketidakjelasan tarif AS-Tiongkok dan sinyal dovish dari The Fed.

  • S&P 500 bangkit dari koreksi, didorong saham teknologi yang optimistis terhadap permintaan AI.

Dolar AS melemah pada Kamis, terseret kombinasi data ekonomi yang campur aduk, sinyal dovish dari Federal Reserve (The Fed), serta pesan tak jelas terkait tarif AS-Tiongkok. Indeks Dolar AS (DXY) sempat menyentuh 100.00 sebelum berbalik turun ke 99.41, melemah 0,37%. Pernyataan Presiden AS Donald Trump dan Menteri Keuangan Scott Bessent yang membantah pemangkasan tarif sepihak terhadap Tiongkok ikut memicu ketidakpastian, apalagi pihak Tiongkok menegaskan belum ada negosiasi dan mensyaratkan pencabutan tarif sebagai prasyarat dialog.

Pasar saham justru bangkit dari tekanan. Indeks S&P 500 naik 1,8% dan keluar dari wilayah koreksi, ditopang lonjakan saham teknologi seperti Amazon dan Nvidia yang naik lebih dari 3%. Kedua raksasa teknologi itu menepis kekhawatiran soal penurunan permintaan AI, meski Microsoft baru-baru ini mengumumkan pengurangan investasi di pusat data. Dow Jones naik 486 poin, sedangkan Nasdaq melonjak 2,7%.

Pernyataan The Fed turut menambah dinamika pasar. Presiden Fed Cleveland Beth Hammack membuka kemungkinan penyesuaian suku bunga sedini Juni, sementara Gubernur Fed Christopher Waller menyoroti dampak ekonomi akibat ketidakpastian tarif. Data klaim pengangguran mingguan yang naik tipis ke 222.000 tetap berada dalam kisaran wajar, tetapi belum meredakan kekhawatiran atas prospek ekonomi AS yang dibayangi kebijakan perdagangan dan arah suku bunga.

Analisis Pengaruh Terhadap Dollar AS:

  • Sinyal dovish dari The Fed: Pejabat Fed mengindikasikan kemungkinan pemangkasan suku bunga dalam waktu dekat (bahkan seawal Juni), yang cenderung melemahkan dolar.

  • Ketidakpastian hubungan dagang AS-Tiongkok: Komunikasi yang tidak jelas dari Presiden Trump dan Beijing menambah kebingungan pasar.

  • Data ekonomi tidak menguatkan dolar: Klaim pengangguran naik tipis, menambah kekhawatiran tentang perlambatan ekonomi.

Secara keseluruhan berpengaruh terhadap harga Dollar AS melemah.

Analisis Pengaruh Terhadap Indeks Saham AS:

  • Saham teknologi memimpin reli: Nvidia dan Amazon naik karena permintaan kuat untuk AI data center, meredakan kekhawatiran pasar.

    Sinyal dovish Fed disukai pasar saham: Harapan pemangkasan suku bunga mendukung likuiditas dan valuasi saham.

  • Komentar Trump tentang pertemuan dengan Tiongkok memicu harapan baru: Meski tidak jelas, pasar merespons positif sinyal potensi kemajuan pembicaraan.

Secara keseluruhan berpengaruh terhadap harga indeks saham AS menguat.

Emas Melejit $50: Ketegangan Tarif dan Sinyal Dovish Fed Dorong Lonjakan.

  • Harga emas naik tajam $50 akibat ketegangan AS-Tiongkok dan sinyal dovish The Fed.

  • Penurunan yield obligasi dan pelemahan dolar memperkuat sentimen bullish pada emas.

Harga emas melonjak lebih dari 1,5% atau $50 pada Kamis, mengakhiri penurunan dua hari berturut-turut, seiring pasar mencemaskan ketegangan dagang AS-Tiongkok yang kembali memanas. Meski Presiden AS Donald Trump melunak terkait tarif 145% terhadap Tiongkok, Beijing menegaskan belum ada dialog dan menuntut penghapusan semua tarif sepihak. Emas spot (XAU/USD) naik ke $3.338 setelah sempat menyentuh level terendah harian $3.287.

Pasar saham AS menguat, namun imbal hasil obligasi pemerintah AS justru jatuh, memperkuat daya tarik emas. Penurunan imbal hasil US Treasury 10 tahun sebesar 7,5 bps ke 4,31%, serta turunnya real yield TIPS ke 2,02%, memberi dorongan tambahan bagi logam mulia. Dolar AS juga melemah, meskipun sempat menyentuh puncak empat hari, memberi ruang lebih bagi reli emas.

Sinyal dovish dari Federal Reserve turut memperkuat sentimen beli terhadap emas. Presiden Fed Cleveland Beth Hammack dan Gubernur Fed Christopher Waller membuka peluang penurunan suku bunga jika data mendukung, bahkan secepat Juni. Meski pasar menilai peluang suku bunga tetap pada pertemuan mendatang sebesar 94%, ekspektasi pelonggaran hingga 86 bps akhir tahun ini tetap tinggi di tengah ancaman pelemahan pasar tenaga kerja.

Analisis Pengaruh Terhadap Harga Emas:

  • Ketegangan Dagang AS-Tiongkok Meningkat: Meskipun Trump melunak soal tarif, China menolak berdialog tanpa pencabutan tarif sepihak, memicu kekhawatiran pasar dan mendukung permintaan aset safe haven seperti emas.

  • Sinyal Dovish dari The Fed: Pejabat Fed mengindikasikan potensi pemangkasan suku bunga secepat Juni jika data memburuk. Ini melemahkan dolar dan membuat emas lebih menarik.

  • Penurunan Imbal Hasil Obligasi AS: Yield obligasi 10-tahun AS turun 7,5 basis poin ke 4,31%, dan real yield TIPS juga turun. Ini menurunkan opportunity cost memegang emas yang tidak memberikan bunga.

Secara keseluruhan berpengaruh harga emas menguat.

Harga Minyak Naik Tipis: Dolar Melemah, OPEC+ Galau, dan Ketegangan Global Kian Memanas.

  • Harga minyak naik tipis akibat pelemahan dolar AS dan ketidakpastian produksi OPEC+.

  • Risiko geopolitik (Rusia-Ukraina, Iran) dan sinyal Fed yang hati-hati mendukung kestabilan harga minyak.

Harga minyak menguat tipis pada Kamis, didorong oleh pelemahan dolar AS dan kekhawatiran pasar atas ketidakpastian pasokan global. Brent naik 0,7% ke $66,55 per barel, sementara WTI menguat 0,8% ke $62,79. Investor juga mencermati potensi peningkatan produksi dari OPEC+ di tengah ketegangan geopolitik serta sinyal campuran dari data ekonomi AS dan kebijakan tarif.

Di AS, klaim pengangguran naik tipis, menandakan pasar tenaga kerja yang masih tangguh. Namun, bisnis mulai menaikkan harga dan memangkas proyeksi karena beban tarif. The Fed tetap berhati-hati, menyatakan belum perlu mengubah kebijakan moneter sampai dampak penuh dari perang dagang terlihat. Dolar AS melemah akibat kekhawatiran investor terhadap stagnasi negosiasi dagang AS-Tiongkok, mendukung harga minyak karena menjadi lebih murah bagi pembeli luar negeri.

Dari sisi geopolitik, ketegangan meningkat. Iran membuka peluang dialog nuklir yang bisa membuka kembali ekspor minyaknya, sementara Trump mengkritik Rusia atas serangan ke Kyiv dan menyalahkan Ukraina atas macetnya negosiasi damai. Di sisi lain, usulan beberapa anggota OPEC+ untuk mempercepat peningkatan produksi justru dinilai tidak tepat waktu oleh analis, mengingat permintaan global masih dibayangi dampak perang dagang dan perlambatan ekonomi.

 

Analisis Pengaruh Terhadap Harga Minyak:

  • Dolar AS Melemah – Mendukung Harga Minyak: Karena minyak dihargai dalam dolar, pelemahan dolar membuat minyak lebih murah bagi pembeli luar negeri → mendorong permintaan.

  • Ketegangan Geopolitik – Faktor Pendukung Kenaikan: Ketegangan Rusia–Ukraina dan isu nuklir Iran menciptakan ketidakpastian pasokan global, yang secara historis mendorong harga minyak naik.

     

  • OPEC+ Masih Bimbang – Menciptakan Ketidakpastian Pasokan: Wacana peningkatan produksi dari beberapa anggota OPEC+ masih belum disepakati, sehingga pasar menilai ada potensi pasokan tetap ketat dalam waktu dekat.

Secara keseluruhan berpengaruh terhadap harga minyak menguat.

Penggerak Pasar Forex dan Komoditi Hari Ini

ECONOMIC CALENDAR
Real Time Economic Calendar provided by Investing.com.

Tidak ada laporan data ekonomi hari ini sebagai pendorong harga dari aspek fundamental dan perubahan sentimen pasar.

Share on: