S&P 500 Melemah Akibat Kenaikan Imbal Hasil Treasury; Euro Jatuh Setelah Pemangkasan Suku Bunga ECB.

Analisa Fundamental Magnetfx 8 Agustus
  • Indeks S&P 500 ditutup lebih rendah setelah laporan inflasi produsen (PPI) November naik 0,4%, melebihi ekspektasi 0,2%.
  • Euro turun ke level terendah sembilan hari di $1,0470 setelah ECB memangkas suku bunga deposito sebesar 25 basis poin menjadi 3,0%.

S&P 500 ditutup lebih rendah pada Kamis (12/12) setelah kenaikan imbal hasil Treasury menyusul data inflasi produsen (PPI) yang lebih tinggi dari perkiraan. Data menunjukkan PPI November naik 0,4% dibandingkan ekspektasi 0,2%, dan secara tahunan melonjak 3,0% dari 2,6% bulan sebelumnya.

Meskipun data ini tidak diharapkan mengubah ekspektasi pemangkasan suku bunga Federal Reserve pada minggu depan, analis menilai laporan ini menekankan perlunya pendekatan hati-hati dalam kebijakan moneter tahun depan.

Sementara itu, euro merosot ke level terendah sembilan hari di $1,0470 setelah Bank Sentral Eropa (ECB) menurunkan suku bunga deposito sebesar 25 basis poin menjadi 3,0%. ECB mengisyaratkan langkah pemangkasan lebih lanjut untuk menekan inflasi, namun menegaskan pendekatan berbasis data tanpa pra-komitmen.

Keputusan ECB memperkuat daya tarik dolar AS, yang terus menguat berkat statusnya sebagai mata uang aman dan prospek imbal hasil tinggi. Indeks DXY mencatat penurunan tipis ke 106,581 tetapi diproyeksikan naik jika ECB mempercepat pemangkasan suku bunga.

Analisis Pengaruh Terhadap Euro:

  • Pemangkasan suku bunga ECB sebesar 25 basis poin dan sinyal potensi penurunan lebih lanjut melemahkan nilai euro.
  • Penguatan dolar AS sebagai mata uang aman semakin menekan euro, terutama dengan prospek suku bunga yang lebih tinggi di AS.

Secara keseluruhan berpengaruh terhadap harga Euro melemah.

Analisis Pengaruh Terhadap Indeks Saham AS

  • Kenaikan imbal hasil Treasury setelah data inflasi produsen (PPI) lebih tinggi dari ekspektasi menekan indeks saham.
  • Data PPI yang naik dapat memicu kekhawatiran perlambatan penurunan inflasi, meskipun ekspektasi pemangkasan suku bunga Fed tetap ada.

Secara keseluruhan berpotensi berpengaruh terhadap harga indeks saham AS melemah.

Emas Terperosok 1% di Tengah Data Ekonomi Campuran AS, Reli Masih Mungkin Berlanjut.
  • Emas turun 1,4% menjadi $2.680,44 per ons setelah data PPI AS naik 0,4% pada November.

  • Meskipun melemah, analis ING optimis bahwa reli emas akan berlanjut pada 2025

Harga emas menghentikan kenaikan empat hari berturut-turut pada Kamis (12/12), turun 1,4% ke $2.680,44 per ons akibat kombinasi data ekonomi AS yang beragam. Laporan harga produsen (PPI) melampaui ekspektasi dengan kenaikan 0,4% pada November, memicu kekhawatiran inflasi tetap tinggi. Di sisi lain, data pasar tenaga kerja melemah, dengan klaim pengangguran meningkat lebih dari perkiraan.

Penurunan emas diperburuk oleh penguatan dolar AS dan kenaikan imbal hasil Treasury AS, meskipun pasar tetap yakin Federal Reserve akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pekan depan. Dilansir dari investing.com analis ING tetap optimis, memproyeksikan reli emas akan berlanjut ke 2025 didukung oleh pemangkasan suku bunga lebih lanjut, pembelian bank sentral, dan permintaan aset safe haven.

Analisis Pengaruh Terhadap Harga Emas:

  • Harapan pemangkasan suku bunga Federal Reserve mendukung prospek kenaikan emas ke depannya.
  • Faktor lain seperti pembelian bank sentral dan permintaan safe haven di tengah ketidakpastian ekonomi dan geopolitik diperkirakan menjaga momentum bullish emas.

Secara keseluruhan berpengaruh harga emas menguat.

Harga Minyak Merosot: Ancaman Surplus dan Prospek Permintaan Lemah Tekan Pasar.

  • Prospek pasokan global yang diproyeksikan mencapai 104,8 juta barel per hari pada 2025.

  • Analis Bank of America memproyeksikan penurunan harga minyak lebih dari 10% tahun depan.

Harga minyak mentah ditutup lebih rendah pada Rabu (11/12), dengan Brent turun 0,2% ke $73,41 per barel dan WTI melemah 0,4% ke $70,02 per barel. Kekhawatiran berlanjut terhadap prospek permintaan yang lemah dan kelebihan pasokan global, memicu sentimen bearish.

Badan Energi Internasional (IEA) memperkirakan pasokan minyak global akan tumbuh hingga 104,8 juta barel per hari pada 2025, melampaui laju permintaan yang hanya naik 1,1 juta barel per hari. Selaras dengan ini, OPEC memangkas proyeksi pertumbuhan permintaan minyaknya, sementara analis Bank of America memprediksi harga WTI rata-rata hanya $61 per barel tahun depan, dengan Brent di $65.

Dengan narasi surplus pasokan mendominasi pasar, OPEC+ diperkirakan tetap mempertahankan pemotongan produksi, kecuali terjadi kejutan permintaan atau gangguan suplai.

Analisis Pengaruh Terhadap Harga Minyak:

  • Prediksi Penurunan Harga: Analis Bank of America memperkirakan penurunan harga signifikan pada 2025, mencerminkan sentimen bearish yang kuat terhadap pasar minyak.
  • Faktor Ekonomi Global: Perlambatan pertumbuhan ekonomi global semakin memperkuat ekspektasi harga yang lebih rendah.
  • Kelebihan Pasokan: Proyeksi pasokan global yang terus meningkat hingga 2025 memperburuk kekhawatiran surplus di pasar.

Secara keseluruhan berpengaruh terhadap harga minyak melemah.

Penggerak Pasar Forex dan Komoditi Hari Ini

ECONOMIC CALENDAR
Real Time Economic Calendar provided by Investing.com.

Terdapat laporan data fundamental dari Inggris hari ini yaitu: 

GDP atau Gross Domestic Product (Produk Domestik Bruto) adalah ukuran total nilai pasar dari semua barang dan jasa yang diproduksi dalam suatu negara selama periode tertentu, biasanya satu tahun atau kuartal. GDP adalah indikator utama yang digunakan untuk mengukur kesehatan ekonomi suatu negara.

Dari agenda tersebut dapat mendorong perubahan harga signifikan dan sentimen terhadap harga GBP.

Pengaruh Data Terhadap Perubahan Harga.

Data GDP rilis lebih tinggi dari forcast positif/optimis untuk GBP. Sedangkan data rilis lebih rendah dari forcast negatif/pesimis untuk GBP.

Perkiraan :

Data GDP rilis lebih tinggi dari data sebelumnya.

Share on: