Dolar AS Capai Puncak Multi-Tahun, Sentimen Bearish Mulai Muncul.
- Level DXY 110 dianggap batas overvaluasi dolar, dengan potensi pembalikan bearish jika tercapai.
- Data NFP Desember menjadi pemicu utama sentimen, memperkuat ekspektasi terkait arah kebijakan Federal Reserve.
Indeks Dolar AS (DXY) melonjak 0,5% ke 109,67 pada Jumat, menyentuh level tertinggi 109,91 sejak November 2022. Penguatan dolar ini didorong oleh ekspektasi data penggajian nonpertanian AS (NFP) yang kuat serta kekhawatiran inflasi yang diungkapkan dalam risalah rapat Federal Reserve. Data NFP Desember diperkirakan menambah 154.000 pekerjaan, dan hasil yang lebih kuat dapat memperkecil peluang pemotongan suku bunga, mendukung kenaikan dolar lebih lanjut.
Namun, para analis mulai memperkirakan potensi pelemahan dolar jika DXY menembus level psikologis 110. Chester Ntonifor dari BCA Research menyebut bahwa level ini mencerminkan valuasi tertinggi yang sudah memperhitungkan “perdagangan Trump,” inflasi puncak, dan perlambatan ekonomi AS akibat pengetatan kebijakan moneter. Ia menilai bahwa dolar mulai menunjukkan tanda-tanda overvaluasi, membuka peluang bearish.
Ke depan, investor fokus pada dampak data NFP dan laporan inflasi (CPI) pekan depan yang dapat mengubah ekspektasi suku bunga Federal Reserve. Dilansir dari investing.com analis dari ING menyebut bahwa data NFP yang lebih kuat dapat memaksa pasar menyesuaikan prediksi, sementara inflasi yang tidak terkendali bisa menguatkan dolar lebih lama dari ekspektasi sebelumnya.
Analisis Pengaruh Terhadap Dollar AS:
- Indeks Dolar AS melonjak ke 109,91, level tertinggi sejak November 2022, didukung oleh kekuatan greenback menjelang rilis laporan penggajian nonpertanian AS.
- Ahli strategi di BCA Research, Chester Ntonifor, menyatakan bahwa level 110 mencerminkan valuasi tertinggi yang memperhitungkan “perdagangan Trump,” dan kemungkinan akan menciptakan tekanan bearish pada dolar.
- Risalah rapat Desember menunjukkan kekhawatiran pembuat kebijakan atas risiko kebangkitan inflasi, yang didorong oleh kebijakan proteksionis di bawah kepemimpinan Trump.
Secara keseluruhan berpengaruh terhadap harga Dollar AS menguat.
Harga Emas Naik di Tengah Ketidakpastian Ekonomi AS.
- Harga emas naik berkat permintaan safe haven meski dolar AS dan imbal hasil Treasury menguat.
- Laporan pekerjaan AS yang kuat menunda ekspektasi pemangkasan suku bunga Fed, menekan sentimen emas jangka pendek.
Harga emas naik pada hari Jumat dan mencatatkan kenaikan mingguan yang solid di tengah ketidakpastian terkait suku bunga AS dan kebijakan perdagangan. Emas spot naik 0,7% menjadi $2.690,16 per ons, sementara emas berjangka naik 1% menjadi $2.717,40 per ons, dengan kenaikan mingguan masing-masing 1,8% dan 2,7%. Permintaan terhadap aset safe haven meningkat setelah laporan pekerjaan AS bulan Desember menunjukkan ekonomi menambah 256.000 lapangan kerja, jauh di atas ekspektasi, sehingga memicu spekulasi penundaan pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve.
Risalah rapat Fed terbaru menyoroti kehati-hatian pembuat kebijakan dalam memangkas suku bunga lebih lanjut di tengah inflasi yang masih kuat dan ketahanan pasar tenaga kerja. Dolar AS menguat tajam, didukung oleh lonjakan imbal hasil Treasury ke level tertinggi sejak November 2023, yang memberikan tekanan pada emas. Namun, emas berhasil pulih dari posisi terendah harian, didukung oleh pandangan bahwa proses desinflasi berjalan lambat meskipun ekonomi tetap menciptakan banyak lapangan kerja.
Ke depan, fokus investor beralih ke data inflasi dan penjualan ritel AS minggu depan yang dapat memberikan petunjuk lebih lanjut tentang arah kebijakan moneter Fed. Sementara itu, logam mulia lainnya seperti platinum dan perak juga mencatatkan kenaikan moderat, mencerminkan sentimen positif terhadap aset safe haven di tengah volatilitas pasar keuangan global.
Analisis Pengaruh Terhadap Harga Emas:
- Permintaan Safe Haven: Kekhawatiran terhadap kebijakan ekonomi Donald Trump, termasuk kemungkinan pengumuman keadaan darurat ekonomi nasional, mendorong investor beralih ke emas sebagai aset lindung nilai.
- Krisis Anggaran di Inggris: Lonjakan imbal hasil obligasi Inggris ke level tertinggi sejak 1998 menciptakan ketidakpastian global, yang mendukung permintaan emas.
- Ketidakpastian Ekonomi Global: Pernyataan pejabat Fed yang beragam mencerminkan pendekatan hati-hati terhadap kebijakan moneter, yang menambah dorongan bagi emas sebagai aset aman.
Secara keseluruhan berpengaruh harga emas menguat.
Sanksi AS terhadap Rusia dan Cuaca Dingin Dorong Lonjakan Harga Minyak.
- Sanksi AS terhadap Rusia memperburuk pasokan minyak global dan memicu lonjakan harga.
- Cuaca dingin ekstrem meningkatkan permintaan minyak pemanas, mendukung kenaikan harga minyak.
Harga minyak melonjak hampir 3% pada hari Jumat, mencapai level tertinggi dalam tiga bulan, setelah sanksi baru yang diberlakukan oleh pemerintahan Presiden Joe Biden menargetkan seluruh rantai pasokan minyak Rusia. Sanksi ini menargetkan produsen minyak, kapal tanker, perantara, pedagang, dan pelabuhan, yang diperkirakan akan mengganggu ekspor minyak Rusia, terutama ke pembeli utamanya, India dan China. Harga minyak mentah Brent ditutup pada $79,76 per barel, naik $2,84, atau 3,7%, sementara West Texas Intermediate naik $2,65, atau 3,6%, menjadi $76,57 per barel.
Sanksi tersebut diperkirakan akan mengurangi volume ekspor minyak Rusia, membuatnya lebih mahal dan mempengaruhi kestabilan pasar energi global. Sebelum pelantikan Presiden terpilih Donald Trump, yang mungkin akan mempertahankan sanksi tersebut, para analis mencatat bahwa situasi ini dapat memperburuk ketidakpastian pasar. Selain itu, cuaca dingin ekstrem di AS dan Eropa meningkatkan permintaan minyak pemanas, memperburuk ketatnya pasokan global.
Harga minyak juga didorong oleh proyeksi permintaan minyak yang meningkat, terutama untuk minyak pemanas, minyak tanah, dan LPG, yang diperkirakan akan tumbuh sebesar 1,6 juta barel per hari pada kuartal pertama tahun 2025. Harga minyak diesel juga tercatat naik 5,1%, mencatatkan level tertinggi sejak Juli.
Analisis Pengaruh Terhadap Harga Minyak:
- Harga minyak melonjak hampir 3% ke level tertinggi dalam tiga bulan.
- Cuaca dingin ekstrem di AS dan Eropa meningkatkan permintaan minyak pemanas.
- Proyeksi peningkatan permintaan minyak global sebesar 1,6 juta barel per hari pada Q1 2025.
Secara keseluruhan berpengaruh terhadap harga minyak menguat.
Penggerak Pasar Forex dan Komoditi Hari Ini
Tidak ada rilis laporan data fundamental ekonomi sebagai faktor pendorong harga dari fundamental.